Palopo – Sejak awal tahun 2025 hingga 11 Februari 2025, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) telah menangani 11 kasus kekerasan seksual di Kota Palopo. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya melibatkan anak-anak, sementara sisanya merupakan kasus yang menimpa orang dewasa.
“Salah satu kasus terbaru yang kami tangani adalah kasus sodomi yang dilakukan oleh seorang oknum guru di Telluwanua,” ujar Kepala Dinas PPA, Ramli, Selasa (11/2/2025).
Dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap anak, Dinas PPA bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan untuk melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
Tiga OPD itu berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan kelurahan guna meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya kekerasan terhadap anak.
Kadis PPA juga mengimbau para orang tua agar lebih memperhatikan anak-anak mereka saat berada di rumah. Menurutnya, peran orang tua sangat penting dalam membimbing anak dengan baik.
“Selain di rumah, di sekolah juga perlu diterapkan aturan yang lebih ketat agar anak-anak bisa mengurangi aktivitas bermain HP,” katanya.
Dia menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan pengawalan terhadap kasus-kasus kekerasan guna memberikan perlindungan maksimal bagi anak-anak dan masyarakat.
“Khusus kasus kekerasan seksual anak bawah umur kami siapkan psikolog untuk mendampingi mereka. Itu kami lakukan untuk mengatisipasi trauma berkepanjangan,” terangnya.
“Selain itu, kami juga berupaya untuk memindahkan sekolah anak. Sebab, ada perasaan malu bagi anak di sekolah lamanya,” tandasnya. (*)